Ekowisata di Kubar memiliki potensi yang
cukup besar untuk dikembangkan. Meliputi danau, sungai , hutan, air
terjun, adat budaya, dan lain-lainnya sehingga masih berpeluang besar
untuk dikelola. Hal ini diungkapkan Bupati Kubar Ismail Thomas dalam
sambutan tertulis yang disampaikan Asisten Ekonomi Pembangunan dan
Sosial Sekkab Kabupaten Abed Nego di Kantor Bupati, Selasa (1/11).
Ia mengatakan ini, dalam acara workshop membangun pemahaman tentang
prinsip ekowisata dan pengembangan ekowisata di kawasan Heart of Borneo
Kubar.
Kegiatan ini dilakukan oleh World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia.
Hadir, Project leader Kubar programme WWF Arif Data Kusuma, Ari Suhandi
dari Director Indonesian ecoturism Network (Indecon).
Indecon adalah organisasi nirlaba yang bergerak dalam pengembangan
dan promosi ekowisata di Indonesia, tim survei, serta kelompok kerja HoB
dan perwakilan dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga
(Disbudparpora) Kubar.
Bupati mengakui di antara potensi tersebut ada yang sudah dikelola,
ada pula yang belum. “Potensi ekowisata ini perlu kita tangani secara
serius, mengingat bahwa di satu sisi potensinya dapat dikembangkan untuk
kepentingan pembangunan baik ekonomi maupun sosial budaya dalam rangka
mewujudkan Kubar yang masyarakatnya semakin cerdas, sehat, produktif dan
sejahtera,” terangnya.
Di sisi lain sekaligus menjadi kawasan konservasi yang diidentifikasi
sebagai jantung Borneo. Di samping itu juga dapat memberikan dampak
positif yang lebih luas terhadap masyarakat dan merupakan salah satu
upaya yang nyata untuk mengurangi terjadinya bencana banjir dan longsor.
Serta menjaga ketersediaan sumber mata air bersih yang layak
dikonsumsi.
Kemudian untuk mengelola tempat-tempat wisata atau wisata alam tentu
manfaatnya tidak hanya dilihat dari segi kelestarian ekologinya. Tetapi
juga memberikan manfaat bagi kepentingan ekonomi, pendidikan dan
kearifan loka .
Project Leader Kubar Programme WWF Arif Data Kusuma mengatakan,
kegiatan ini untukmemediasi pengembangan ekowisata yang berbasiskan
masyarakat.
“Mengapa kita mendorong ekowisata berbasiskan masyarakat, karena Kubar
masih memiliki potensi keindahan alam, kultur masyarakat serta unsur
masyarakat atau budaya yang masih kuat dianut. Juga memiliki
keunggulan-keunggulan alam yang luar biasa,” jelas Arif.
Ia menceritakan, pada proses tahap awal, bahwa WWF bersama tim survey
dari Indecon dan Disbudparpora Kubar sudah melakukan semacam survey di
Ulu Mahakam untuk melihat potensi-potensi apa secara detail dapat
dikembangkan untuk ekowisata kedepan.
“Jadi kita lihat banyak potensi. Hanya saja potensinya masih terkendala
dengan jarak yang jauh yang mungkin pihak Decon mempunyai strategi
tersendiri. Meski jauh tetap akan menjadi daya tarik yang luar biasa
untuk dikembangkan,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar